PANGANDARAN, JURNALJABAR.CO.ID – Tanggul sungai Citanduy yang berada di blok Dahon Malang, Dusun Sindangsari, Desa Banjarharja, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, mengalami abrasi.
Beberapa pohon kini berada di tengah sungai akibat bibir tanggul tergerus arus sungai Citanduy lebih dari 80 sentimeter.
Bahkan di beberapa titik, warga setempat memperlihatkan terdapat banyak retakan di tanggul dan kini kondisinya kritis serta sangat rawan jebol.
Jika tanggul sungai Citanduy yang retak itu jebol, dipastikan sedikitnya 170 Kepala Keluarga di dua desa akan diterjang banjir bandang.
Dua Desa yang terancam banjir bandang tersebut yakni Desa Banjarharja dan Desa Cibuluh. Warga berharap pihak BBWS Citanduy (Balai Besar Wilayah Sungai) bisa segera melakukan penanganan tanggul yang mengalami abrasi dan retak.
BACA JUGA: iPhone SE 3 Akan Rilis Bulan Depan, Begini Spesifikasinya
“Banjir bandang ini mengancam 125 kepala keluarga dan 190 hektar lahan pertanian di Desa Banjarharja, sementara di Desa Cibuluh terdapat.45 kepala keluarga dengan lahan pertanian 75 hektar,” jelas Basuki, Ketua RT 01, Desa Banjarharja, Senin 7 Februari 2022.
Lantaran khawatir tanggul jebol, warga sekitar kini bergantian melihat kondisi tanggul. Kecemasan warga semakin menjadi dengan curah hujan yang saat ini tinggi di wilayah hulu dan hilir sungai Citanduy sehingga debit air terus mengalami kenaikan.
Selain mengancam ratusan jiwa di dua desa, dampak dari banjir bandang juga akan merendam ratusan hektar lahan pertanian milik warga dan dipastikan gagal panen.
“Kami sangat memohon kepada BBWS Citanduy agar segera memperbaiki tanggul yang abrasi dan longsor ini karena sangat berbahaya dan mengancam warga di dua desa,” tambah Basuki.
Sementara curah hujan di wilayah sepanjang sungai Citanduy yakni di Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar Patroman saat ini sedang tinggi sehingga debit air mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Debit Sungai Citanduy yang membagi Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi Jawa Tengah ini, juga semakin naik seiring beberapa anak sungai juga mengalami kenaikan volume air akibat intensitas hujan yang tinggi.
Warga menunjukan pohon kelapa yang dulu berada di bibir tanggul, kini berada di tengah sungai akibat tanggul alami abrasi. (Cup)