PANGANDARAN, JURNAL JABAR.COM – Ketua Forum Mahasiswa Cimerak (FMC) Indra Amarulloh geram terhadap aksi modus penipuan Foto Profil WhatsApp. Pasalnya modus baru itu menggunakan Foto profil sama dengan korban.
Hal tersebut pernah di alami oleh ketua forum sendiri, bahwa aksi penipuan tersebut menggunakan no yang baru, tapi dengan profil yang sama dengan ketua forum.
Ketua Forum Mahasiswa (FMC) Indra Amarulloh mengatakan, bahwa kejadian penipuan tersebut menimpa seorang rekannya (Tian) melalui Whatsapp yang mengatasnamakan Indra.
“Sebelumnya, ada Tian menelpon saya. Lalu Tian menanyakan kepada saya, apakah benar Ketua berbicara seperti dalam Chat tersebut,” ucap Indra, Kamis 3 Februari 2022.
Ternyata saat di samakan, No HP
Indra dengan no Hp Penipu itu berbeda.
Untuk itu, dirinya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar berhati-hati dalam memberikan No HP kepada orang tidak di kenal.
BACA JUGA: Kapolri Tinjau Akselerasi Percepatan Vaksinasi Serentak Se-Indonesia
“Masyarakat harus mengerti terhadap gadgetnya masing – masing supaya tidak di bohongi oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab,” kata Indra.
Indra menambahkan, Pemerintah harus mengambil sikap dari kejadia tersebut, karena ini bakal jadi hal paling pundamental kalau di lihat dari perubahan Dari perubahan Zaman Hari ini Yaitu REVOLUSI INDUSTRI 4.0, Karena Semua Masyarakat Pasti Mempunyai Gadget.
“Bagaimana Kabupaten Pangandaran khusus nya mau bersaing dengan negara lain sedangkan penanganan yang seperti ini tidak teratasi,” tambah Indra.
Dari hal tersebut saya minta Kepada Pihak Yang berwajib Terkhusus Untuk Kepada Kominfo agar Segera Bergegas, Melihat Penomena Tersebut Karena ini menyangkut Keamanan Masyarakat dan Keamanan Negara.
“Saya minta Kepada Pihak yang berwajib terkhusus untuk kepada Kominfo agar Segera Bergegas, melihat penomena tersebut karena ini menyangkut Keamanan Masyarakat dan Keamanan Negara.
Indra Menambahkan, pada era digital ini, cyber security sangat penting untuk lindungi terhadap data, sistem, jaringan, maupun program dari serangan digital.
“Biasanya, tujuan penyerangan untuk mengakses informasi sensitif, menghancurkan data penting, dan pada akhirnya merusak akses Jaringan,” pungkas Indra.***
Editor : Kiki Masduki