Nana menyebutkan, Kota Banjar lebih banyak singkong, dibandingkan sukun dan jagung serta lainnya. Tujuannya adalah khasanah kuliner Indonesia ini diketahui secara merata oleh masyarakat khususnya Kota Banjar.
“Nantinya bagaimana kekayaan kuliner Indonesia ini kemudian diketahui oleh seluruh masyarakat Kota Banjar,” ungkapnya.
Nana mengungkapkan, peserta sendiri berasal dari Kota Banjar mulai dari ibu-ibu PKK, pelaku usaha, pedagang kuliner dan sekolah kejurusan tataboga.
“Nanti disini dilombakan adu keterampilan PKK, pedagang kuliner dan SMK yang di tata boga. Peserta didominasi oleh pedagang kuliner, sedangkan PKK dibatasi hanya tingkat kecamatan dan dari sekolah tata boga saja,” bebernya.
Kata Nana, harapan sesuai dengan tema, “Bangkit Bersinergi Sepenuh Hati”. Bukan berarti selama ini belum bangkit, tetapi karena pandemi ini banyak yang terhambat kegiatan-kegiatan tertunda, sehingga inilah saatnya kebangkitan, kita bangkit untuk bersinergi sepenuh hati.
“Artinya kita menggeliatkan perekonomian, olah raga dan seni budaya serta UMKM maupun Koperasi yang ada di Kota Banjar. Sesuai dengan program nasional yakni Pemulihan Ekonomi. Namun sebetulnya semua berhubungan erat,” ucapnya.
Selain itu, sambung dia, seni budaya juga sama, ketika akan mempromosikan seni budaya yang ada, kemudian event se-Jawa Barat dan UMKM ikut tampil.
“Bagaimana orang berkumpul, orang membeli produk UMKM sehingga ada perputaran ekonomi. Multi player effect sama saja yang mana ujung-ujungnya pada perekonomian,” pungkasnya. (Cup)
BACA JUGA : Ridwan Kamil Minta Penyuluh Pertanian Kuasai Teknologi Digital