Menyoroti Soal Sampah di Kawasan Objek Wisata, Begini Ungkapan Ketua DPRD Pangandaran

PANGANDARAN, JURNALJABAR.CO.ID – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pangandaran Asep Noordin menyoroti tentang penanganan sampah di kawasan objek wisata yang sempat viral di media sosial.

Selain itu, Asep juga menyesalkan minimnya Sosialisasi dan pelaksanaan Peraturan Daerah (Perda) No 10 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Sampah.

“Sosialisasi dan implementasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Sampah kurang maksimal,” kata Ketua DPRD Pangandaran Asep Noordin, Selasa 10 Mei 2022.

Menurut Asep, sudah jelas di dalam Perda tersebut yang merupakan dasar pemikiran DPRD tentang pengelolaan sampah, salah satunya soal larangan menggunakan sampah plastik.

“Larangan tersebut berlaku bagi pedagang atau minimarket lainnya tidak boleh lagi mengeluarkan kantong plastik dan harus dilengkapi dengan sarana prasarana seperti menyediakan tempat sampah,” katanya.

Asep juga memandang perlu untuk pemasangan papan pengumuman tentang larangan membuang sampah sesuai yang tertuang dalam Perda sampah berikut besaran denda bagi yang melanggar.

“Seiring dengan berkembangnya pariwisata dan teknologi sudah saatnya Pemda Pangandaran memiliki mesin pembersih sampah di pantai (Beach Cleaning,red). Lantaran jika penanganannya secara manual atau dengan cara di sapu, petugas kebersihan akan kesulitan untuk membersihkan sampah yang ada di pasir pantai,” beber Asep.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Pangandaran Trisno menyampaikan, saat ini pihaknya melibatkan semua stakeholder mulai dari SKPD, pengusaha, pelaku wisata, PHRI, Polres, dan lain-lain, untuk melakukan bersih-bersih pantai.

“Karena kita semua tahu sampah di kawasan Pantai Pangandaran pasca libur lebaran sangat luar biasa banyaknya,” ungkapnya.

Trisno mengatakan, kemarin sampah menumpuk karena kendaraan armada stagnan pada siang hari lantaran arus lalin dalam kondisi macet total, sehingga para petugas tak bisa bekerja.

“Maka kami baru bisa bekerja pada malam hari. Itu juga tidak semua terangkut, karena sampah terlalu banyak. Jadi sampah menumpuk,” ujarnya.

Menurut Trisno, volume sampah selama sepekan libur kemarin, diestimasikan mencapai 60-70 ton per hari. Dan itu meningkat 100 persen dibanding hari biasa, yang hanya sekitar 30 ton per hari.

“Kedepannya, kami harus menyiapkan armada kecil atau ATV yang bisa dimodifikasi. Jadi pada saat jalan stag, kami bisa melalui jalan pantai,” kata Trisno.

Dia juga menambahkan, faktor menumpuknya sampah di kawasan objek wisata karena disamping fasilitas belum mencukupi, juga kesadaran wisatawan yang kurang.

“Kesadaran wisatawan juga perlu ditingkatkan, selain itu, fasilitas lainnya juga perlu ditambah,” tukasnya. (Bill)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *