PANGANDARAN, JURNALJABAR.CO.ID -Kehidupan Sopyan Saori, warga Dusun Cibunian, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, sangat memprihatinkan.
Pemuda berusia 22 tahun yang biasa dipanggil Sopyan itu hidup sebatang kara sejak ditinggal orang tuanya meninggal 10 tahun lalu.
Kondisi rumahnya sudah tidak layak huni, dinding serta lantai rumah yang terbuat dari kayu sudah rapuh dan rusak.
Bahkan, rumah Sopyan sebagian sudah ada yang roboh dan tidak bisa ditempati sama sekali. Sopyan terpaksa tidur di kamar yang atapnya sudah bocor.
“Disaat ada hujan dan angin kencang, saya hanya bisa pasrah kepada Allah SWT, dan juga saya sudah tidak punya siapa-siapa lagi,” kata Sopyan saat diwawancarai jurnaljabar.co.id, Sabtu 28 Agustus 2022 kemarin.
Sopyan hidup sebatang kara dengan penuh kemandirian. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Sopyan sehari-hari bekerja serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu.
“Saya berkerja sebagai petani serabutan, yakni jadi buruk pemetik buah kelapa, dan penghasilan pun Alhamdulillah bisa mencukupi untuk saya beli makan dan jajan,” ungkap Sopyan.
Sopyan mengaku, bahwa dirinya ditinggal ayahnya saat umur 10 tahun.
“Disitu saya harus memutar pikiran, karena melihat kondisi ibu sudah tua dan sering sakit-sakitan jadi saya mau tidak mau harus bekerja keras,” jelas Sopyan.
Dalam kondisi tersebut, terpaksa Sopyan tidak bisa melanjutkan sekolah. Sopyan memilih untuk bekerja untuk membantu orang tua.
Selanjutnya, disaat dirinya sudah berumur 18 tahun, ibunya Sopyan meninggal dunia.
“Karena posisi saya sendiri dan jauh dari saudara, saya terus belajar mandiri. Terkadang disaat tengah malam dan ada hujan besar, saya sempat sedih ingat sama orang tua. Disitu saya selalu berdoa untuk orang tua. Dan intinya saya harus tetap semangat jangan mengeluh,” katanya.
Melihat aktivitas di lingkungan Sopyan. Ternyata ia sangat aktif dalam melakukan kegiatan gotong royong. Dirinya mengaku rela meninggalkan pekerjaannya demi kebersamaan dengan masyarakat.
“Menurut saya bahwa itu lebih penting. kegiatan itu kan tidak setiap hari jadi saya sempatkan waktu untuk melakukan aktivitas bersama masyarakat,” katanya.
“Ada salah satu Anggota DPRD Pangandaran Ucup Supriatna,S.Pd.I yang peduli dengan kami, ketika pak dewan mendengar laporan dari pak Kepala Desa Margacinta terkait kondisi rumah saya. Alhamdulillah mereka langsung cek kondisi rumah saya, dan langsung diajukan, Alhamdulillah saya dapat bantuan Rumah Tidak Layak Huni,” ucapnya.
Dirinya mengaku sangat bangga, karena tidak akan kehujanan lagi disaat ia tidur, mungkin ini berkat doa dan sabar sehingga ada orang yang berbuat baik kepada dirinya. (Kiki Masduki)