PANGANDARAN, JURNALJABAR.CO.ID – Kebijakan pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat masyarakat merasa keberatan pasalnya kenaikan tersebut di khawatirkan berdampak dengan kenaikan harga sembako dan lain-lain.
Seperti yang di rasakan Ade (65) salah satu warga Padaherang, Desa Karangpawitan merasa keberatan atas kebijakan yang di buat pemerintah.
“Saya sangat keberatan dengan kenaikan harga BBM tapi mau ga mau saya harus mengikuti karena ini peraturan pemerintah,” ucap Ade saat di wawancarai seusai mengisi bensin.
Dirinya berharap kepada pemerintah supaya mengevaluasi kembali kebijakan yang telah di buat karena menurutnya untuk kalangan menengah ke bawah sangat terbebani.
“Saya berharap kalau bisa pemerintah menurunkan kembali harga BBM seperti kemarin (Sediakala),” harapnya.
Di ketahui di SPBU Padaherang terlihat antrian yang sangat panjang, antrian tersebut dari mulai pagi hingga malam hari yang di dominasi pengendara roda dua yang hendak mengisi bahan bakar Pertalite.
Tidak sedikit pengendara roda dua kerap putar balik karena tidak sabar mengantri dengan kondisi cuaca yang cukup panas.
Karena antrian yang cukup panjang pengendara harus rela mengantri kurang lebih sekitar 15 menit untuk mengisi bahan bakar seperti Pertalite.
Menanggapi hal tersebut Abdul selaku Pengawas SPBU wilayah Padaherang menjelaskan bahwasanya ada beberapa faktor yang membuat antrian di SPBU tempatnya bekerja mengalami antrian panjang.
“karena sekarang tidak ada lagi penjual bahan bakar/Pertalite eceran jadi semua pengendara pindah ke sini (SPBU)” terangnya.
Adapun kendala lain seperti pengendara harus mengscan barcode terlebih dahulu menurutnya itu hal kecil tidak menjadi konsumennya menjadi menunggu lama. (Bill)