PANGANDARAN, JURNALJABAR.CO.ID – Pemerintah Kabupaten Pangandaran menggelar pertemuan antara Tim Prestasi Junior Indonesia dan Perwakilan 50 orang Trainer JagoWan Digital UMKM Pangandaran, bertempat di Aula Sekretariat Daerah Kabupaten Pangandaran, Cintakarya pada Selasa 06 September 2022.
Hadir dalam acara tersebut diantaranya, Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran Asep Noordin, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Pangandaran Dadang Dimyati, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pangandaran Tedi Garnida.
Program Jagoan Digital ini mengajak anak-anak muda untuk menggeluti bisnis digital. Selain itu, program ini bertujuan mendidik anak muda lokal untuk menjadi wirausaha digital yang kreatif, inovatif, serta adaptif terhadap perkembangan zaman. Apalagi peluang itu makin terbuka lebar pasca pandemi Covid-19.
Ketua DPRD Pangandaran Asep Noordin mengatakan, bahwa kalangan milenial dalam meningkatkan Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) perannya tak bisa dianggap enteng, terbukti saat ini kaum muda ini mendominasi sektor-sektor usaha UMKM untuk membantu pemulihan ekonomi.
“Di era digitalisasi, UMKM merupakan langkah perubahan dari konpensional ke digitalisasi, dan tentunya langkah perubahan ini diperlukan kiprah para kaum milenial terkait teknologi kekinian,” ujarnya.
Kata Asep, saat ini ada sekitar 125 orang perwakilan kaum milenial sebagai penggerak sudah mengikuti Training Of Trainer (TOT) yang dilaksanakan oleh Prestasi Junior Indonesia.
“Dalam TOT ini generasi muda adalah agen moderisasi merupakan digitalisasi dari model usaha kecil dan mikro sehingga sangat diperlukan kehadiran kaum milenial untuk melakukan langkah itu,“ ucapnya.
Menurut dia, langkah strategi yang dilakukan pemerintah daerah ini, diharapkan dapat mendorong kegiatan digitalisasi yang tentunya didukung pula dari sisi anggaran.
“Selain anggarannya, SDM nya juga harus dipersiapkan sehingga UMKM pun bisa terus berjalan dengan baik sesuai harapan,” tutur Asep.
Asep meminta, bahwa pemda juga harus segera menyiapkan data potensi UMKM di Kabupaten Pangandaran, karena tidak semua potensi usaha memiliki potensi besar sehingga nanti perlu dipilih potensi yang lebih baik.
“Harapan kami UMKM yang didorong ini tentu yang berbasis potensi daerah serta bahan bakunya ada di Pangandaran semua,” pintanya.
UMKM yang berbasis daerah itu, lanjut Asep, mulai dari penyediaan bahan baku hingga ke proses produknya semua mesti dari Kabupaten Pangandaran termasuk marketingnya bisa dikerjasamakan dengan PHRI.
“Salah satu produk khas Pangandaran yakni minuman juice honje. Dan nantinya pada setiap tamu yang datang ke hotel atau restoran disuguhkan dengan welcome drink juice honje,” ungkapnya.
Asep juga menegaskan, dirinya sangat mendukung UMKM berbasis daerah dan meminta Pemerintah Daerah Pangandaran segera membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang Perlindungan Pemberdayaan Produk Daerah sehingga nantinya pemerintah mempunyai kewajiban melindungi produk dalam melakukan pemberdayaan produk daerah.
“Seperti kita ketahui bahwa Kabupaten Pangandaran merupakan daerah destinasi wisata sehingga dapat memanfaatkan sektor pariwisata, maka masyarakat yang disekitar destinasi bisa berperan seperti jasa kuliner, produksi handicraf atau produksi lainnya. Dengan demikian masyarakat yang ada di sekitar objek wisata pun akan mendapat manfaat ekonomi,” pungkasnya. (Kimas)