JURNALJABAR.CO.ID, Bandung–Es menyimpan berbagai bukti akan kehidupan masa lalu. Di dalam es, bukti kehidupan masa lalu dapat bertahan lama. Bukti kehidupan seperti serigala raksasa berusia 40.000 tahun hingga bakteri berusia 750.000 tahun dapat ditemukan tersimpan dalam es-es beku.
Tetapi bukti-bukti kehidupan masa lalu yang tersimpan dalam es sering ditemukan sudah mati. Namun masih ada beberapa peninggalan masa lalu yang dapat kembali dihidupkan, seperti lumut yang usianya berabad-abad dan cacing gelang kecil berusia 42.000 tahun.
Banyak peninggalan masa lalu yang berhasil kembali hidup dan tidak membahayakan manusia. Namun tidak sedikit juga peninggalan kehidupan masa lalu yang membahayakan manusia, seperti virus berusia 15.000 tahun yang berhasil ditemukan dalam es mencair. Adegan penemuan virus kuno yang muncul dari es mencair itu mungkin mirip seperti pembukaan film horor.
“Mencair (es) tidak hanya akan menyebabkan hilangnya mikroba dan virus purba yang tersimpan, tetapi juga akan melepaskannya (virus dan mikroba) ke lingkungan di masa depan,” tulis penelitian yang dipimpin ahli mikrobiologi Zhi-Ping Zhong dari Ohio State University, dikutip dari Science Alert, Jumat (28/10).
Dalam eksperimen yang Zhong dan timnya lakukan pada es dari wilayah Guliya, Dataran Tinggi Tibet, mereka berhasil mengidentifikasi lusinan virus yang berusia lebih dari 15.000 tahun.
“Es ini terbentuk secara bertahap, dan bersama dengan debu dan gas, banyak virus juga disimpan di es itu,” jelas Zhong.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan kalau kumpulan virus dan mikroba masa lalu memiliki hubungan dengan perubahan konsentrasi debu dan ion di atmosfer Bumi. Kondisi lingkungan dan iklim pun dapat diketahui dari virus dan mikroba yang beku dalam es.
Virus-virus baru pun dapat ditemukan pada es-es yang tersimpan jauh di bawah permukaan Bumi, salah satunya seperti es yang berada 6.7 kilometer di bawah permukaan. Para peneliti menemukan 28 dari 33 virus yang mereka identifikasi belum pernah terlihat sebelumnya.
“Ini adalah virus yang akan berkembang biak di lingkungan yang ekstrem. tanda gen yang membantu mereka menginfeksi sel di lingkungan dingin – hanya tanda genetik nyata tentang bagaimana virus dapat bertahan hidup dalam kondisi ekstrem,” ujar ahli mikrobiologi dari Ohio State University, Matthew Sullivan.
Kebanyakan virus yang ditemukan adalah bakteriofag. Virus itu sendiri diketahui menginfeksi Methylobacterium, atau bakteri yang penting untuk siklus metana dalam es. Tim yakin virus-virus itu memiliki hubungan dengan Methylobacterium yang dapat ditemukan pada tanaman dan tanah.
Ilmuwan mengungkap kemunculan virus-virus dari es bukanlah hal yang harus dikhawatirkan. Melainkan pelepasan karbon dan metana ke atmosfer Bumi yang melelehkan es adalah hal yang harus dikhawatirkan.
Namun ilmuwan belum tahu pasti apa yang akan terjadi pada virus-virus beku dari masa lalu jika terpapar dengan perubahan iklim yang dialami Bumi sekarang ini.“Kami hanya tahu sedikit tentang virus dan mikroba di lingkungan ekstrem ini, dan apa yang sebenarnya ada di sana. Bagaimana bakteri dan virus merespons perubahan iklim? Apa yang terjadi ketika kita beralih dari zaman es ke periode hangat seperti sekarang ini?,” ungkap ahli ilmuwan Bumi, Lonnie Thompson.