Wabah PMK Marak, Ketua DPRD Pangandaran Berikan Tips Pencegahan

PANGANDARAN, JURNALJABAR.CO.ID – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pangandaran Asep Noordin yang menyandang gelar Dokter hewan atau yang biasa disebut medik veteriner itu menanggapi serius terkait merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi.

Saat ini santer terdengar issue terkait Penyakit mulut dan kuku yang merupakan wabah virus pada hewan ternak ruminansia. Wabah ini menyebabkan penyakit viral yang sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah/genap seperti sapi, kerbau, domba, kambing, rusa, unta, dan termasuk hewan liar seperti gajah, antelope, bison, menjangan, dan jerapah.

Menyikapi Penyakit mulut dan kuku (PMK) juga dikenal sebagai Foot and Mouth Disease (FMD), Asep Noordin yang juga seorang politisi ini pun memiliki tips dalam pencegahan PMK agar para peternak hewan, khususnya, Kambing dan Sapi di Pangandaran tidak merasa kekhawatiran.

“Tips supaya terhindar dari wabah PMK. maka para peternak di Pangandaran mesti melakukan penyemprotan desinfektan di area kandang,” kata Asep saat ditemui JURNALJABAR, Rabu 22 Juni 2022.

Selain itu, Asep menyarankan, para peternak hewan, baik itu Kambing maupu Sapi harus rajin merawat hewan ternaknya lebih bersih dan higienis lagi.

“Persoalan PMK itu, sesungguhnya diawali dari tata kelola dan tata laksana kandang,” ujar Asep yang menyandang gelar Dokter Hewan itu.

Asep menyarankan, di Pangandaran harus segera ada kegiatan desinfektan kandang pada para peternak dan petani khusus peternak sapi, kambing ataupun kerbau.

“Namun sampai saat ini, tidak ada laporan dari Dinas Pertanian bidang peternakan kasus PMK di wilayah Pangandaran,” ungkapnya.

Kendati demikian, Asep menyampaikan, para peternak harus tetap melakukan pembatasan kegiatan transportasi ternak dari daerah ke daerah untuk di pasar hewan.

“Yang sekarang lagi merebak itu kan daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, tentu kita harus membatasi adanya jual beli keluar daerah, apalagi jika tidak laku yang kemudian dibawa kembali ke Pangandaran,” terangnya.

Daerah yang terdekat sedang mengalami wabah PMK, sambung Asep, yakni daerah Kabupaten Tasikmalaya. Dan ini tentunya menjadi perhatian khusus dalam pencegahannya.

“Karena Tasikmalaya punya pasar hewan yang besar, tidak menutup kemungkinan ternak-ternak yang ada disini dibawa kesana, dijual disana, sedangkan saat tidak laku dibawa pulang lagi dan akhirnya terjangkit PMK,” katanya.

Bahayanya, menurut Asep, meskipun PMK tidak menular kepada manusia. Tetapi penyebaran melalui mulut atau air liur antar hewan sangat berpengaruh.

“Menularnya dari kontak fisik dan berliur, hingga menyebabkakan luka di mulut dan mengakibatkan luka di kuku hingga berbusa,” beber Asep.

Asep mengaku, sejak kecil dirinya kerap dibawa main oleh almarhum ayahandanya yang merupakan pecinta kuda untuk menyaksikan kuda di lapang pacuan kuda Legokjawa.

“Jadi, saya sejak kecil bersama kedua kakak, sudah mengenali hewan ternak salah satunya kuda, bahkan saya juga saat ini memelihara kambing. Semoga tips atau saran yang saya ketahui di bidang kedokteran hewan dapat bermanfaat bagi para peternak hewan dalam mencegah PMK di Pangandaran,” tandasnya. (dry)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *